pada tanggal
blog
Cerita pendek
essai
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
RINGKIHAN PROLETAR DI
NEGERI SENDIRI
Banyak sekali
penghuni yang tinggal dirumah rapi
Sedang aku
diterpa kenestapaan sunyi, Ku serahkan jiwa dan ragaku hanya kepada sang ilahi
Jiwa seakan
terkoyak dengan semua ini
Hidup bak
cengkrama dalam genggaman bara api
Tuhan… ku mohon
kuatkan batinku ini yang perlahan mulai memudar
Kisahku yang
bertapak di bawah kaki langit berparas biru
Kini rupanya
perlahan meredup nan abu
Hari-hariku yang
penuh dengan haru serta tak lupa bercampur dengan rasa bahagia
Lumayan menambah
banyak energi untuk menguatkan diri sendiri
Tanganku hanya
untuk mencari sepiring nasi untuk menghidupi keluarga ini
Tak sesekali aku
kadang melihat kaum atas begitu lengkap sekali
Dengan hiasan
emas ditangan dan lehernya
juga tak lupa mengendarai mobil yang seakan
tampak mewah
berbanding
terbalik dengan aku kaum bawahan yang hanya bergelang karet
sepulang kerja
kami menitih sepedah pancal super unik
wahai tuan dan
puan apakah tidak sama sekali kau melihat kami dengan sedikit belas kasih
dimatamu?
Memang Kami
manusia dengan jabatan rendah, harga diri kami adalah aset paling mahal sampai
saat ini
Tidakkah kau
merasa malu sedikit saja dengan perlakuan keji terhadap para rakyatmu
Kami hidup
Menerka – nerka sepi dalam pilu, Memburu keadilan yang sepertinya sudah hilang
Diri ini sudah
terlanjur proletar sejati dengan penuh mimpi – mimpi
Komentar
Posting Komentar