Cerita pendek **Judul: "Lukisan untuk Ibu"**

karangan bebas "RINGKIHAN PROLETAR DI NEGERI SENDIRI"

 

RINGKIHAN PROLETAR DI NEGERI SENDIRI

 Aku termenung sepi dalam lamunan hati Sembari melihat oh keadaan negeri

Banyak sekali penghuni yang tinggal dirumah rapi

Sedang aku diterpa kenestapaan sunyi, Ku serahkan jiwa dan ragaku hanya kepada sang ilahi

Jiwa seakan terkoyak dengan semua ini

Hidup bak cengkrama dalam genggaman bara api

Tuhan… ku mohon kuatkan batinku ini yang perlahan mulai memudar

Kisahku yang bertapak di bawah kaki langit berparas biru

Kini rupanya perlahan meredup nan abu

Hari-hariku yang penuh dengan haru serta tak lupa bercampur dengan rasa bahagia

Lumayan menambah banyak energi untuk menguatkan diri sendiri

Tanganku hanya untuk mencari sepiring nasi untuk menghidupi keluarga ini

Tak sesekali aku kadang melihat kaum atas begitu lengkap sekali

Dengan hiasan emas ditangan dan lehernya

 juga tak lupa mengendarai mobil yang seakan tampak mewah

berbanding terbalik dengan aku kaum bawahan yang hanya bergelang karet

sepulang kerja kami menitih sepedah pancal super unik

wahai tuan dan puan apakah tidak sama sekali kau melihat kami dengan sedikit belas kasih dimatamu?

Memang Kami manusia dengan jabatan rendah, harga diri kami adalah aset paling mahal sampai saat ini

Tidakkah kau merasa malu sedikit saja dengan perlakuan keji terhadap para rakyatmu

Kami hidup Menerka – nerka sepi dalam pilu, Memburu keadilan yang sepertinya sudah hilang

Diri ini sudah terlanjur proletar sejati dengan penuh mimpi – mimpi

 

Komentar